Dalam beberapa tahun terakhir, pasar atomisasi elektronik global telah berkembang pesat, dan Asia Tenggara telah menjadi “favorit baru” industri atomisasi elektronik berdasarkan basis populasi dan potensi pengembangan pasarnya. Menurut data Euromonitor, total pasar vaping di Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh sebesar 29% menjadi US$766 juta pada tahun 2023.
Keunggulan Pasar Indonesia
Indonesia, sebagai pasar tembakau terbesar kedua di Asia, memiliki 56,3 juta pengguna produk terkait tembakau dan memiliki ruang pengembangan pasar yang luas. Selain itu, keinginan lokal untuk menggunakan produk atomisasi elektronik telah meningkat, dan basis pelanggan potensial sangat besar .
Pada tahun 2021, nilai pasar atomisasi elektronik di Indonesia akan mencapai 239 juta dolar AS, yang merupakan pasar yang relatif matang di Asia Tenggara, dan kebijakan lokal yang ramah, yang kondusif untuk pembangunan jangka panjang. Menurut 6Wresearch, ukuran pasar vaping Indonesia diperkirakan akan melanjutkan potensi pertumbuhannya selama 2020-26.
ukuran pasar
Pada 2019, total nilai pasar produk atomisasi elektronik di enam pasar Asia Tenggara termasuk Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Vietnam mencapai US$595 juta, di mana Indonesia menjadi pasar atomisasi elektronik matang senilai US$227 juta. Total pasar vaping di Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh sebesar 29% menjadi US$766 juta pada tahun 2023.
Namun, menurut laporan 6Wresearch, penyebaran wabah mahkota baru telah menyebabkan penurunan pasar vaping Indonesia pada tahun 2020, karena rantai pasokan dan gangguan produksi. Namun, pasar kembali naik pada tahun 2021, dengan kapitalisasi pasar Indonesia mencapai $239 juta, meningkat 8% dibandingkan tahun 2020.
Potensi pasar
Indonesia adalah pasar rokok terbesar kedua di Asia dengan populasi lebih dari 255 juta dan sekitar dua pertiga pria Indonesia mengkonsumsi produk yang berhubungan dengan tembakau, yang berarti ada pasar yang besar. Tobacco Atlas menyatakan bahwa ada 53,7 juta perokok dewasa dan 2,6 juta perokok muda di Indonesia (jumlah total: 56,3 juta), dan diperkirakan perokok Indonesia menggunakan sekitar 5% -7% dari pendapatan bulanan mereka untuk membeli rokok atau tembakau lainnya. -produk terkait. Menurut 6Wresearch, ukuran pasar vaping Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan potensial selama 2020-26.
Potret pengguna
Di Indonesia, produk vaping terutama diperdagangkan di platform online (35,3%) dan toko ritel (64,7%). Pada saat yang sama, karena basis anak muda yang besar di Indonesia, Instagram (disingkat INS) adalah platform media sosial yang biasa digunakan oleh anak muda setempat, sehingga Indonesia menempati urutan kedua di antara semua negara dalam jumlah posting di INS sharing. produk terkait seperti cairan vaping. Sepanjang periode perkiraan 2020-26F, Indonesia akan mendorong pertumbuhan pasar vaping melalui peningkatan saluran distribusi di hypermarket dan promosi aktif.
Selain itu, di Indonesia, pengguna produk vaping lebih memilih pod rasa buah dan permen, serta produk dengan kandungan nikotin lebih rendah.
Dari perspektif gender pengguna, pengguna pria telah menjadi kekuatan utama dalam menggunakan produk vaping, tetapi dengan peningkatan keseimbangan kehidupan kerja lokal, jumlah wanita di tempat kerja lokal meningkat, dan keinginan wanita untuk menggunakan produk vaping. meningkat.6Penelitian memprediksi bahwa ke depan Untuk beberapa waktu, konsumen wanita akan merangsang pendapatan seluruh pasar vaping Indonesia.
Sumber konten: 6Wresearch_Indonesia POD Sekali Pakai Market (2020-2026), IJHPM_E-Cigarette Markets and Policy Responses in Southeast Asia: A Scoping Review, Zhongtai Securities “International Experiences in Imposing Consumption Tax on Electronic Rokok Sekali Pakai”