Penjualan Vape Sekali Pakai diperkirakan turun 85% tahun ini, menurut laporan harian Indonesia. Menurut Roy, presiden Asosiasi Vaping (Apnnindo), industri Hasil Tembakau (HPTL) lainnya adalah salah satu yang paling terpukul di era PPKM.

Roy mengatakan industri Hasil Tembakau Lainnya (HPTL) dibebani cukai yang tinggi dan penjualan yang menurun. Meski tanpa PPKM, penjualan turun karena daya beli masyarakat kurang. Selain itu, industri HPTL dikenakan pajak konsumsi setara dengan 57% dari harga eceran.

ISK043 1800 Puff Vape Sekali Pakai Kotak Disposable POD Indonesia

Untuk itu, Asosiasi Vaping (Apnnindo) menginginkan pemerintah memberikan insentif finansial dan nonfinansial agar industri HPTL tetap lestari Vape Sekali Pakai.

Roy mengatakan saat ini tidak berbicara tentang bagaimana meningkatkan omset atau keuntungan. Fokusnya sekarang adalah bertahan dari pandemi. Tujuannya bukan lagi profit, tapi bagaimana bertahan, tetap berproduksi, dan kemudian tidak mengurangi staf.

Tidak hanya pengecer, semua lini industri HPTL dari hulu hingga hilir menghadapi tekanan yang sama. Misalnya, toko tutup, distributor kurang memasok, dan produsen memangkas produksi.

Menurut Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, pertumbuhan industri HPTL sangat luar biasa. Lebih dari 50.000 pekerja diserap ke dalam industri tahun lalu. Selain itu, ada sekitar 500 produsen, 150 distributor atau importir dan lebih dari 5.000 pengecer.

Sejak disahkan pada akhir 2018, penerimaan cukai HPTL terus tumbuh secara substansial. Pada tahun 2018, HPTL memberikan kontribusi pajak cukai sebesar Rp99 miliar, yang meningkat lagi menjadi Rp427 miliar pada tahun 2019. Pada 2020, HPTL menyumbang Rp 689 miliar ke kas negara.

Diperkirakan tidak ada pertumbuhan positif dalam penerimaan cukai HPTL tahun ini, dan pesanan pita cukai berkurang karena berkurangnya produksi HPTL tahun ini Vape Sekali Pakai.

Berita Terkait

Kutipan Online
SHARE
TOP
Penggunaan Vape dilarang untuk anak di bawah umur, dan penggunaan Vape tidak disarankan untuk non-perokok